Sunday, February 4, 2007

Korban-Korban Sepakbola di Italia

Kerusuhan suporter bukan menjadi hal baru di sepakbola Italia. Insiden yang menghilangkan nyawa seseorang pun bukan kali ini terjadi.


Seperti diberitakan sebelumnya, laga Catania kontra Palermo diwarnai kerusuhan besar. Satu polisi bernama Filippo Raciti bahkan menjadi korban meninggal setelah terkena ledakan bom molotov. Namun polisi bernama Raciti itu hanya sebagian kecil dari korban kerusuhan di sepakbola Italia dalam beberapa dekade terakhir

Sejarah mencatat insiden semacam ini cukup sering terjadi. Bahkan enam hari sebelum kerusuhan di Sisilia itu terjadi, satu korban sudah terlebih dahulu jatuh.

Adalah direktur Sanmartinese (klub sepakbola amatir Italia) Ermano Licursi yang meninggal setelah menerima pukulan di belakang kepala oleh suporter Cancellese. Hasil otopsi menyebutkan bahwa Licursi meninggal karena gegar otak.

Namun demikian korban kerusuhan lebih banyak menimpa pendukung sepakbola. Insiden yang terjadi pada April 1962 misalnya. Seorang fans Potenzo Gaetano Plaitano meninggal dunia setelah tertembak oleh petugas keamanan saat kerusuhan terjadi.

Pada September 2003, seorang pendukung Napoli, Sergio Ercolano, menjadi korban keganasan kerusuhan setelah ia terjatuh dari tribun atas stadion Avellino saat dikejar pendukung tim lawan saat Napoli dijamu Avellino. Ercolano meninggal dua hari kemudian setelah mendapat perawatan di rumah sakit setempat.

Tahun 1995, insiden serupa juga terjadi di Genoa. Vincenzo Spagnolo, pendukung Genoa tewas setelah ditikam fans Milan pasca duel kedua tim di luar stadion.

Penikaman berujung korban meninggal juga pernah terjadi pada September 1984. Pendukung AC Milan Marco Fonghessi meninggal setelah ditusuk oleh rekannya sendiri, Giovanni Stefano Centrone, yang mengira Fonghessi adalah pendukung tim lawan.

Bulan Oktober 1988, pendukung Ascoli Nazzareno Filippini terpaksa kehilangan nyawanya delapan hari kemudian setelah dihajar oleh kelompok suporter Inter pasca laga timnya.

Rivalitas Lazio dan AS Roma juga sempat membawa korban suporter. Bulan Oktober 1979, seorang pendukung Lazio Vincenzo Paparelli tewas setelah terkena lemparan kembang api oleh pendukung Roma. Jadi tak salah bila FIGC (PSSI-nya Italia) menghentikan sementara waktu kompetisi di Seri A. Bisa jadi insden yang selama ini terjadi akan membuat revolusi baru di sepakbola 'Negeri Pizza' itu.

Sumber : detiksport.com

No comments:

Post a Comment