Wednesday, November 7, 2007

JADI PELATIH (LEBIH) ENAK



Juande Ramos secara enteng mengajukan surat pengunduran diri sebagai pelatih Sevilla dan terbang ke Londong untuk menukangi Tottenham Hotspur yang ditinggal oleh Martin Jol. Penghuni Stadion Ramon Sanchez Pizjuan ini pastinya sangat terkejut dan merasa ditelikungi oleh Ramos dan Tottenham Hotspur. Sebenarnya tidak ada masalah dengan pengunduran diri seorang pelatih, itu hak dia. Namun sebagai klub yang masih sangat berharap pada sosok pelatih seperti Ramos dan dengan posisi yang tidak menguntungkan di klasemen, sepertinya klub dari Andalusia merasa sangat dirugikan. Padahal semua komponen klub ini masih mempercayai Ramos untuk mengangkat Sevillistas. Manajemen klub sejauh ini adem-adem saja, tidak ada reaksi yang menyudutkan Ramos, begitu pun supporter apalagi para pemain.

Peristiwa tersebut menggambarkan betapa (lebih) enaknya menjadi seorang pelatih. Bandingkan bila Juande Ramos dan Martin Jol itu seorang pemain. Ramos pasti tidak akan dengan seenaknya bisa pindah ke klub lain karena Transfer Window baru dibuka Desember/Januari nanti. Martin Jol juga tidak akan bisa mencari klub lain, karena kalau alasannya performanya kurang baik, maka Jol paling akan jadi camat alias cadangan mati di klub.

Seharusnya FIFA harus punya perhatian dengan kasus seperti ini, bayangkan bila klub sedang “hangat-hangatnya” ditangani oleh seorang pelatih, tiba-tiba dirayu oleh klub lain. Sungguh itu akan berakibat pada mental yang akan berimbas pada prestasi sebuah klub. PSV Eindhoven (meskipun menyetujui kepindahan Ronald Koeman ke Valencia) sebagai contoh lain, begitu ditinggal oleh Koeman secara mendadak, pucuk pimpinan yang begitu susah direbut dari Ajax dan Feyenoord kembali disambar oleh Ajax.

Itulah enaknya pelatih, bisa keluar kapan saja (cukup dengan surat undur diri) padahal alasannya untuk menggapai kontrak yang jauh lebih gemuk. Dan bagi pelatih yang dipecat (meskipun gengsinya turun), akan bisa mencari klub yang mau memakai jasanya sambil menikmati fulus hasil konpensasi pemecatannya dari klub.

Kalaupun seorang pelatih harus dipecat karena tidak bisa mengangkat sebuah klub, maka pelatih baru harus dari daftar pelatih yang sedang nganggur. Untuk kasus ini, tidak ada alasan klub akan kesusahan mencari pelatih berkualitas, karena begitu banyak pelatih yang beredar lepas tanpa terikat salah satu klub. Ambil contoh untuk saat ini : Ottmar Hitfield (Jerman), Fabio Capello (Italia), Alberto Zaccharoni (Ita), Terry Venables (Inggris), Ruud Gullit (Belanda), David O’Leary (Irlandia), dll.

Sekali lagi, kasus yang dialami oleh Sevilla dan PSV Eindhoven ini harus menjadi masukan buat FIFA, atau Michael Platini sebagai bosnya UEFA yang dikenal cukup banyak ide-ide untuk perkembangan sepakbola.

No comments:

Post a Comment