

Juande Ramos secara enteng mengajukan
Peristiwa tersebut menggambarkan betapa (lebih) enaknya menjadi seorang pelatih. Bandingkan bila Juande Ramos dan Martin Jol itu seorang pemain. Ramos pasti tidak akan dengan seenaknya bisa pindah ke klub lain karena Transfer Window baru dibuka Desember/Januari nanti. Martin Jol juga tidak akan bisa mencari klub lain, karena kalau alasannya performanya kurang baik, maka Jol paling akan jadi camat alias cadangan mati di klub.
Seharusnya FIFA harus punya perhatian dengan kasus seperti ini, bayangkan bila klub sedang “hangat-hangatnya” ditangani oleh seorang pelatih, tiba-tiba dirayu oleh klub lain. Sungguh itu akan berakibat pada mental yang akan berimbas pada prestasi sebuah klub. PSV Eindhoven (meskipun menyetujui kepindahan Ronald Koeman ke
Itulah enaknya pelatih, bisa keluar kapan saja (cukup dengan
Kalaupun seorang pelatih harus dipecat karena tidak bisa mengangkat sebuah klub, maka pelatih baru harus dari daftar pelatih yang sedang nganggur. Untuk kasus ini, tidak ada alasan klub akan kesusahan mencari pelatih berkualitas, karena begitu banyak pelatih yang beredar lepas tanpa terikat salah satu klub. Ambil contoh untuk saat ini : Ottmar Hitfield (Jerman), Fabio Capello (Italia), Alberto Zaccharoni (Ita), Terry Venables (Inggris), Ruud Gullit (Belanda), David O’Leary (Irlandia), dll.
Sekali lagi, kasus yang dialami oleh Sevilla dan PSV Eindhoven ini harus menjadi masukan buat FIFA, atau Michael Platini sebagai bosnya UEFA yang dikenal cukup banyak ide-ide untuk perkembangan sepakbola.
No comments:
Post a Comment