
Hammadoun Kolodo Cisse, inspektur pajak berusia 55 tahun, terpilih untuk memimpin federasi sepakbola Mali, Femafoot, untuk empat tahun ke depan dalam pemilihan di Bamako, Minggu (12/7) malam.
Cisse menggantikan Salif Keita yang menolak melanjutkan periode kepemimpinannya. Presiden baru Femafoot ini akan memimpin 19 anggota komisi federal yang menentukan arah sepakbola Mali.
Tugasnya tidak ringan karena periode kepemimpinan Keita sukses membawa generasi sepakbola handal yang membuat Mali salah satu negara terdepan dalam sepakbola Afrika. Modal Cisse adalah pengalamannya saat memimpin Liga Regional Mopti, sebuah wilayah di Mali.
Keita, yang terpilih pada 2005, menolak maju kembali dalam pemilihan karena merasa terlalu banyak faktor eksternal yang menghalanginya dalam menjalankan cita-citanya.
Pada wawancara Januari lalu, Keita mengeluhkan adanya kekuatan internal dan pertikaian ego yang menghambat geraknya. Apalagi, dia satu-satunya orang di Femafoot yang tidak mengejar posisi demi gengsi atau uang.
Keita, yang pernah menjadi tiga kali pemain terbaik Afrika, adalah pemain paling penting dalam sejarah sepakbola Mali. Keita masih menjalankan akademi sepakbola yang menghasilkan salah satunya gelandang Barcelona saat ini, sekaligus keponakannya, Seydou Keita.
Sumber : goal.com
Cisse menggantikan Salif Keita yang menolak melanjutkan periode kepemimpinannya. Presiden baru Femafoot ini akan memimpin 19 anggota komisi federal yang menentukan arah sepakbola Mali.
Tugasnya tidak ringan karena periode kepemimpinan Keita sukses membawa generasi sepakbola handal yang membuat Mali salah satu negara terdepan dalam sepakbola Afrika. Modal Cisse adalah pengalamannya saat memimpin Liga Regional Mopti, sebuah wilayah di Mali.
Keita, yang terpilih pada 2005, menolak maju kembali dalam pemilihan karena merasa terlalu banyak faktor eksternal yang menghalanginya dalam menjalankan cita-citanya.
Pada wawancara Januari lalu, Keita mengeluhkan adanya kekuatan internal dan pertikaian ego yang menghambat geraknya. Apalagi, dia satu-satunya orang di Femafoot yang tidak mengejar posisi demi gengsi atau uang.
Keita, yang pernah menjadi tiga kali pemain terbaik Afrika, adalah pemain paling penting dalam sejarah sepakbola Mali. Keita masih menjalankan akademi sepakbola yang menghasilkan salah satunya gelandang Barcelona saat ini, sekaligus keponakannya, Seydou Keita.
Sumber : goal.com
No comments:
Post a Comment