Friday, November 20, 2009

Pemain Yang Curang Kenapa Wasit Yang Dihujat

Kontroversi kegagalan Irlandia lolos ke Piala Dunia akibat gol handsball Thiery Henry terus mengundang pro kontra.

Ada hal menarik yang bisa dipelajari dari kejadian ini, dan juga merujuk kepada kejadian-kejadian lain dengan kompetisi yang berbeda pula, bahwa hampir semua insiden-insiden yang mengundang kontroversi dalam sebuah pertandingan akan kesalahan akan bermuara ke wasit.

Sang pengadil akan selalu menjadi tumbal hujatan dan kemarahan para pemain, pelatih, suporter, bahkan pengamat sekalipun. Padahal kalau mau merunut ke akar permasalahan yang sebenarnya, banyak kasus-kasus di lapangan yang diaktori oleh para pemain. Pemainlah yang menjadi penyebab dari munculnya keputusan-keputusan kontroversial tersebut.

Misalnya, saat seorang pemain melakukan diving dalam kotak penalti, maka akan muncul dua pilihan keputusan dari wasit. Kalau wasit tidak bisa melihat dengan jelas dan memutuskan itu penalti, maka dia akan dihujat dan diberi sanksi berat, sedangkan pemain hanya “anteng-anteng saja” karena telah membantu kesebelasannya. Kalau pun ada penyidikan dan hukuman selanjutnya, paling nanti akan diajukan banding oleh klubnya.

Tapi kalau wasit dapat melihat dan memutuskan itu diving serta menghukum si pemain dengan kartu kuning, maka persoalannya hanya sampai di situ saja. Si pemain paling hanya “nyengir-nyengir menerima kartu kuningnya.

Dari pengalaman tersebut, seharusnya yang dihujat bukan wasit tapi pemain. Meski pun masih ada juga muncul keputusan-keputusan yang “keliru” dari wasit dan itu mutlak menjadi tanggungjawabnya. Misalnya keputusan terhadap gol-gol yang sudah melewati garis gawang, malah diputuskan tidak gol atau perkara “murni” handsball . Ini pasti bukan faktor kesengajaan dari sang wasit, bisa saja karena posisi wasit yang tidak tepat sehingga tidak bisa melaihat secara jelas terhadap kejadian di lapangan. Sangat manusiawi.

Tapi apa yang dipraktekkan oleh Thierry Henry dan pemain-pemain lain selama ini dimotivasi oleh faktor kesengajaan. Faktor kesengajaan inilah yang membuat porsi kesalahan wasit dan pemain akan berbeda. Kesalahan dari para pengadil tidak bisa terlepas unsur kelemahan manusia yaitu kesilapan. Sedangkan apa yang diperankan oleh aktor-aktor lapangan tersebut memang masih tergolong naluriah manusia juga, namun lebih kepada sifat negatifnya yang ditonjolkan. Sikap para pemain-pemain seperti itu sudah sangat mengotori sportifitas sepakbola, maka akan lebih pantas merekalah yang harus menerima hujatan serta sanksi tegas, bukan wasit.

Ditulis oleh : Yusrizal
* Inti dari tulisan ini dimuat di rubrik Suara Tifosi Tabloid BOLA, edisi No.1.984/Selasa, 24 November 2009

No comments:

Post a Comment