Monday, March 5, 2012

Perayaan Sepakbola di Media Seantero Asia

Tim Oman
Situs resmi FIFA memberi kesimpulan: telah terjadi pesta yang meriah merayakan kemenangan sepakbola di berbagai reportase media massa terbitan seantero Asia setelah sepuluh tim kontestan memastikan lolos ke putaran keempat atau final kualifikasi zona Asia untuk Piala Dunia 2014.


Wartawan sepakbola biasanya tidak berpikir sama. Namun setelah melihat negaranya masing-masing berhasil memenangkan pertandingan terakhir kualifikasi putaran ketiga Asia menuju ke Brasil 2014, ada suasana perayaan yang sama antarmedia lokal di setiap negara tatkala melaporkan kejadian dramatis di lapangan hijau.

Berikut, pesta merayakan kemeriahan sepakbola di media massa Asia tersebut:

Di Seoul, Korea Selatan ...

Para suporter menarik nafas lega menyaksikan Taeguk Warriors mengalahkan Kuwait 2-0 di Seoul World Cup Stadium dalam sebuah pertandingan yang ketat.

Butuh kemenangan untuk lolos, tuan rumah yang dilatih Choi Kang-Hee dibuat kewalahan melawan tim Asia Barat yang tampil gagah berani sepanjang babak pertama. Striker gaek Lee Dong-Gook memecah kebuntuan di menit 65, sebelum Lee Keun-Ho memastikan kemenangan tak lama kemudian.

"Korea Selatan terlihat begitu hidup di sepakbola," Yonhap, kantor berita terkemuka di negara itu, menyatakan pasca-pertandingan dalam laporan mereka.

Kendati menang dalam pertandingan perdananya menangani Korsel, Choi menyadari bahwa timnya harus bekerja keras jika ingin mendapatkan salah satu dari empat tiket otomatis di putaran akhir kualifikasi.

Pelatih 52 tahun itu mengatakan kepada harian Herald Korea: "Tidak akan mudah bagi kita. Tapi kita masih punya waktu tiga bulan untuk mempersiapkan diri dan saya percaya kami memiliki banyak pemain berbakat."

Di Doha, Qatar ...

Sementara itu Qatar yang dihantui ketakutan akan gagal lolos membutuhkan 86 menit oleh menyamakan kedudukan lewat Mohammed Kasola saat mereka bermain imbang 2-2 di Iran untuk mengamankan angka yang mereka butuhkan.

"Meskipun Bahrain mengeluarkan semua silinder super untuk menang atas Indonesia 10-0," lapor sebuah artikel di Gulf News, "hasil imbang Qatar versus Iran menghancurkan kampanye mereka."

"Kami tak mau menyerah saat kami nyaris terjungkal. Saya sangat menghargai semangat juang para pemain," kata pelatih Paulo Autuori, memberi penghargaan kepada timnya di situs resmi Federasi Sepakbola Qatar.

Meskipun lolos dari lubang jarum, tuan rumah Piala Dunia 2022 itu mencatat rekor tak terkalahkan bersama Iran dan Uzbekistan, sebuah fakta yang meningkatkan kepercayaan diri pelatih asal Brasil itu.

"Kami telah mencapai tahap di mana kita harus terus berjuang," lanjutnya. "Tim membutuhkan istirahat dan kemudian kita harus melihat peluang maju ke tahap berikutnya." Maju ke tahap berikutnya, versi Autuori, berarti maju ke putaran final Piala Dunia 2014.

Di Beirut, Lebanon ...

Berjuang sejak panggung regional di kawasan Asia Barat, Lebanon mengirimkan gelombang kejutan di seluruh benua Asia setelah memastikan pertama kalinya tempat mereka di babak final kualifikasi, meski kalah 4-2 di Uni Emirat Arab.

Yang bahkan lebih mengesankan bahwa tim itu, di bawah pelatih asal Jerman, Theo Bucker, mengatasi kekalahan 0-6 dari Korea Republik di laga pembukaan sebagai sebuah hikmah di balik bencana. Lebanon akhirnya muncul bergabung dengan Yordania sebagai tim debutan yang semula tidak diperhitungkan.

Dalam satu artikel berjudul 'Lebanon membuat sejarah' yang terbit di Beirut On Line, pelatih sukses mereka berkomentar secara merendah tentang prestasi timnya.

"Pertandingan (vs Kuwait) ini menunjukkan di mana titik lemah kita tapi saya harus mengatakan bahwa saya sangat senang terhadap hasil keseluruhan," kata Bucker. "Tidak ada yang mengira di awalnya bahwa kami akan lolos."

Di Muscat, Oman ...

Di tempat lain, pecah kegembiraan nasional di Oman, di mana kemenangan 2-0 tim itu atas Thailand membuat mereka menyingkirkan Arab Saudi yang kalah 2-4 di Australia. Oman lolos dan Saudi tereliminasi lebih dini.

Bertanggung jawab melatih Oman sejak mereka tampil perdana dalam kualifikasi final zona Asia pada 2002, pelatih asal Prancis Paul le Guen menyebutkan kunci suksesnya adalah para pemain berbakat dalam sebuah artikel yang ditulis Observer Oman.

"Saya memiliki kesempatan istimewa untuk bekerja sama dengan sekelompok pemain yang sangat berbakat. Kami siap menghadapi tim mana pun sekarang," tandas le Guen.

Sumber : okezone.com

No comments:

Post a Comment