Friday, July 16, 2010

Romario dan Parreira, Duta Ampuh Brasil

Romario dan Carlos Alberto Parreira, perlambang optimisme. (Peksi Cahyo/Bolanews.com)

Ketika Germany 2006 memasuki pekan terakhirnya, BOLA sempat menyapa ketua panitia SA 2010, Danny Jordaan, yang terlihat sedikit tegang di Berlin.

Meski tidak yakin PD 2010 bakal semulus Germany 2006, kala itu setidaknya Jordaan telah mempunyai komite dan telah menetapkan sembilan kota tuan rumah.

“Masalah terbesar kami adalah perihal transportasi. Afrika Selatan adalah negara yang luas dan kami tidak punya infrastruktur transportasi, seperti jaringan kereta api antarkota dan kereta bawah tanah, secanggih Jerman,” katanya saat itu.

Meski tidak 100% mulus setelah terjadinya kekacauan di Bandara Durban saat semifinal Jerman melawan Spanyol, faktanya kini secara umum Afsel memperoleh rapor biru dalam menghubungkan kota-kotanya lewat jalan-jalan antarkota yang amat mulus dan lebar serta bandara-bandara yang cukup rapi melayani konsumen.

Kenyataan itu jelas membuat Brasil sebagai calon tuan rumah PD 2014 sedikit minder. Jangankan menetapkan kota-kota tuan rumah dengan tegas, Brasil bahkan belum membentuk kepanitiaan hingga empat hari menjelang berakhirnya SA 2010!

Presiden CBF, Ricardo Teixeira, tidak berani mendeklarasikan dirinya sebagai ketua kepanitiaan, dan pers Brasil menyebut dibawanya Romario Faria serta Carlos Alberto Parreira, hanyalah sebagai bemper pengalih perhatian semata ketimbang sebagai duta utama menuju Brasil 2014.

Berbekal Pengalaman di Bafana

Ketika ketiganya hadir di Stadion Soccer City untuk mempresentasikan kondisi teranyar Brasil, Romario dan Parreira tidak semata diperkenalkan sebagai duet yang sukses menelorkan gelar juara dunia di USA 94. Romario diperkenalkan sebagai peraih Bola Emas dan gelar pemain terbaik FIFA di tahun yang sama.

Duet Romario-Parreira menjadi ampuh karena selain keduanya memang dikenal punya hubungan akrab, Parreira juga punya nilai lebih karena posisinya sebagai pelatih Bafana Bafana di SA 2010 dirinya mengetahui persiapan infrastruktur Afsel.

“Afsel saya latih di Stadion Soccer City yang lama pada 2007. Kala itu batu pertama renovasi baru diletakkan dan situasinya masih kacau balau, tapi lihatlah betapa megah stadion ini sekarang? Jadi tak ada yang perlu dikhawatirkan bila Brasil memulai pekerjaannya dengan sedikit terlambat,” katanya.

Hal itu diamini Romario yang menilai bahwa antusiasme masyarakat Brasil menyambut PD 2014 akan membuat semua kendala teratasi dengan mudah. Semua itu diungkap tim kampanye Brasil lewat bahasa Portugis yang diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris, Jerman, dan Prancis, lewat alat nirkabel canggih bermerek Braehler (Jerman).

Lewat alat yang mirip walkman itu para wartawan bisa mendengar terjemahan para translator yang juga mengikuti jalannya konferensi pers lewat sebuah earphone. Kanal-kanal bahasa yang diinginkan wartawan bisa dipilih untuk didengar hanya dengan menggeser-geser tombol pemindai. Komunikasi dua arah pun lancar.

Sumber : www.bolanews.com

No comments:

Post a Comment