Friday, August 6, 2010

Ego Hicks-Gillet, Derita Liverpool

Pemilik Liverpool, Tom Hicks dan George Gillet (afp)

Klub besar Liverpool masih dalam situasi terombang-ambing. Sebab, di satu sisi batas waktu pembayaran utang makin dekat, di sisi lain belum jelas pula dana mereka, begitu pula pembeli klub tersebut.
Selama kepemilikan di tnagan dua penguasaha asal Amerika Serikat (AS), Tom Hicks dan George Gillet, Liverpool terlibat utang sebesar 237 juta pounds (sekitar Rp 3,3 triliun). Liverpool harus membayar utang itu paling lambat pada Oktober nanti kepada Royal Bank of Scotland.

Sejak tahun lalu Hicks dan Gillet sudah mencoba menjual klub. Tapi, setiap ada pembeli, selalu saja gagal. Terakhir, pebisnis asal Hong Kong, Kenny Huang, juga mencoba membeli Liverpool. Dia diperkirakan didukung China Investment Corp (CIC) milik pemerintah China yang asetnya diperkirakan mencapai 200 miliar dolar AS (sekitar  Rp 1.792 triliun). Tak ada klub yang memiliki aset sebesar itu. Namun, tampaknya proses jual beli ini sulit mencapai kesepakatan.

Sementara itu, muncul klaim dari mantan pesepak bola Syria, Yahya Kirdi, bahwa ada konsorsium dari Timur Tengah dan Kanada yang hampir membeli Liverpool. Mereka hanya butuh satu tahap kesepakatan lagi. Namun, beberapa media Inggris meragukan hal ini.

Kirdi mengatakan, dia sudah bernegosiasi dengan Gillet dan Hicks secara langsung tahun lalu. Namun, taktanya sampai sekarang belum juga ada kejelasan.

Sementara, perusahaan swasta di New York, Rhone Group, juga sempat menawar 40 persen saham dengan harga 100 juta pounds (sekitar Rp 1,4 triliun). Namun, Hicks dan Gillet menolaknya.

Penolakan yang membuat banyak orang marah ketika Dubai International
Capital (DIC) sudah hampir membeli Liverpool pada 2008. Saat itu DIC sudah menawarkan harga tinggi, 500 juta pounds (sekitar Rp 7,1 triliun). Namun, Hicks dan Gillet masih menolaknya.

Hicks dan Gillet ingin mengambil keuntungan dari penjualan Liverpool. Tahun lalu mereka sudah mematok harga 800 juta pounds (sekitar Rp 11,3 triliun). Itu yang menjadi persoalan utamanya, hingga Liverpool terus berada dalam ketidakpastian.

Hicks dan Gillet menginginkan keuntungan terlalu besar. Sementara harga yang mereka patok dinilai banyak investor terlalu besar. Sementara, batas waktu pembayaran utang sudah semakin dekat. Jika tak ada pembeli klub sampai Oktober, Hicks dan Gillets justru bisa tak mendapatkan apa-apa dan Liverpool akan berada dalam kondisi lebih parah secara finansial. Dan, ini tentu akan memengaruhi prestasi mereka di lapangan.


Sumber : kompas.com

No comments:

Post a Comment